Pages

Thursday, February 10, 2011

Jembatan merah dan merdeka

Duduk di kantor sambil menunggu jumaatan nanti, cerita cerita sedikit.

Ingat terakhir kali ke bogor dua tahunan yang lalu, berangkat malam dari Bandung jam 9 an.

Naik bis dari terminal Leuwipanjang Bandung, bis jam jam terakhir katanya yang menuju langsung ke Bogor.

Harus sedah begitu mungkin ceritanya, kebetulan dapat bis yang tidak terlalu bagus dan banyak ngetem, jalannya pun lambat, penumpangnya rata-rata pria dewasa. Pokoknya kurang menarik lah kalo diceritakan kondisi dalam bis nya.

Tetapi perjalanan menuju Bogor punya nostalgia sendiri, bagaimanapun juga bagi saya. Diluar dugaan sampai puncak bisnya mogok (temen temen sekarang bilangnya mejus), padahal sepanjang jalan sedang asik memandang apa saja yang dilalui, sengaja tidak tidur dan duduk di samping kaca. Ini sekarang menjadi begini, itu sekarang menjadi begitu, pikiran meracau sendiri. Sekitar jam 12 an tengah malam tertahan lama.

Singkat singkatnya atau lama lama nya akhirnya sampai juga di Jembatan Merah Merdeka Bogor, atara jam 3 atau 4 dini hari (pagi). Gak banyak berubah seperti begitulah jembatan merah sejak pertama kali ke Bogor pun, diseberangnya atau tidak jauh terdapat gedung bergaya lama, masih ada/lestari, gedung yang bentuknya mirip dengan bis tingkat selalu menjadi perhatian, buat sendiri. Tetapi sejak dulu gak pernah bertanya itu gedung apa, namanya. Ada yang tau kawan ?

Tak jauh dari jembatan merah saya lama duduk di bangku tukang bubur yang sudah mulai rame, suasana seperti pasar pagi. Yang jelas rekaman dan pikiran saya lebih panjang dari cerita ini campur aduk.

Merdeka dan jembatan merah itu seperti patokannya arah, mau ke Jakarta berhenti dulu di situ, mau ke Darmaga berhenti juga disitu. Oh iya, sejak pertama kali ke bogor (darmaga) pesan tentang jembatan merah yang selalu masih ingat “hati hati kalau jalan disitu banyak copetnya” masih berlaku enggak kawan ?

Bandung, 11 February 2011