Pages

Wednesday, March 25, 2009

Coretan di dinding

Menarik melihat dan membaca coretan di dinding salah satu tembok perempatan jalan kota. Memang coretan dinding bisa dibilang hanya iklan gratis bagi para pencoretnya yang mungkin hanya sekedar ingin tampil dan tidak mampu bayar pajak iklannya yang mahal.
Dengan hanya bermodalkan pilok dan sedikit nyali besar para pencoretnya, coretan di dinding kota adalah wujud pemberontakan para pencoretnya. Coretan di dinding adalah ungkapan rasa resah, resah dengan keadaan, resah dengan kesempatan, dan resah karena selalu terpojokan kesudut paling sempit. Menuntut akan ketidakadilan dan penindasan..
Salah satu coretan di dinding perempatan jalan BIP* yang saya lihat dan baca itu berbunyi : "Turunkan harga BBM atau bubarkan negara". Cukup singkat, tetapi bisa terkena pasal penghasutan kepada Negara. huh.. jadi seremm.. Senada dengan itu, pengamen berambut gimbal dan berkaos lusuh di depan pintu angkot melantunkan syairnya "....Orang tua ga mampu bayar sekolah anaknya...". Berat.... Saat itu aku di perempatan yang sama ketika menunggu lampu merah nyala berganti.

*BIP singkatan dari Bandung Indah Plaza

Bima-bima
Bandung, 26 Maret 2009

Tuesday, March 24, 2009

Akhirnya hujan turun juga

Awan hitam di langit kota Bandung yang terlihat begitu rendah seakan tangan kita bisa menggapainya akhirnya mengeluarkan hujannya, cukup deras. Diiringi sedikit suara gemuruh halilintar, sedikit membuat ciut nyali. Seingat saya halilintar terjadi karena proses terbentuknya muatan listrik dari awan itu sendiri akibat kristal2 es dan titik2 air berputar2 di dalam awan dan saling bertumbukan.
Yang jelas buat saya halilintar dan hujan itu misteri, bisa menjadi rahmat atau berkah dan bisa sebagai peringatan, pertanda dan bencana. Saat ini peristiwa hujan banyak dikaitkan dengan isu Global Warming, mungkin karena hujan lebih banyak mendatangkan bencana dibandingkan manfaat. Tetapi mungkin, pasti mungkin? setahu saya pohon banyak ditebang, sampah menjadi gunung dan sungai menjadi dangkal. Segitu besar dosa-dosa kepada alam,....hmmm menjadi teringat khotbah jumat terakhir di Mesjid rektorat ITB, khotib menyampaikan ceramahnya yang intinya kerusakan di laut dan di bumi disebabkan oleh tangan tangan manusia. Bahkan penceramah lebih vulgar menyampaikanya dengan memakai istilah pemerkosaan alam.
Semoga saja tidak disamakan dengan kaumnya Nabi Luth, Karun ataupun Nabi Nuh. Segera sadar dan sungguh taubat.. taubat sunguh-sunguh.

Untuk yang mengeluh karena turunnya hujan
Lebih baik marah karena banyak yang buang sampah.


Bima Bima
Bandung, 24 Maret 2009

Bongsang

Bongsang yaitu nama buat keranjang atau wadah tahu. Terbuat dari bahan bambu dengan cara dianyam. Bongsang dibuat mengerucut menyerupai topi, dan biasanya penjual tahu asongan membawanya dengan sekalian dijadikan topi.
Anyaman bongsang dibuat renggang sehingga dalam penggunaanya biasanya diberi alas kertas, penjual tahu banyak menggunakan kertas koran bekas sebagai alas untuk bongsang ini. Keunggulan bongsang yaitu bahan baku ramah lingkungan karena terbuat dari bambu yang dapat didaur ulang, sifatnya kuat sesuai sifat bahan bambu itu sendiri, cocok sebagai tempat produk makanan yang sifatnya panas dan basah seperti tahu goreng sehingga dapat mempertahankan keawetan produk tahu itu sendiri.ISN

Kupersembahkan buat pengrajin bongsang yang pagi itu seperti biasanya terlewatkan mata melintas didepan rumah pergi untuk menjajakan hasil karyanya.

Bima bima
Bandung, 24 Maret 2009

Thursday, March 19, 2009

Sahabat Sejati

Hanya sahabat sejati yang biasanya jarang hadir dalam keadaan suka, tetapi justru hadir membela ketika dalam duka. Sebagaimana sebuah kata hikmah, “A friends in need is a friends indeed,” sahabat dalam kesulitan adalah sahabat sejati.

Sahabat sejati adalah sahabat yang terikat oleh nilai-nilai kebajikan, ikhlas dan ibadah. Ketika kita sudah matipun sahabat sejati tetap menjaga nama baik kita, mendoakan kita. Dialah sahabat sehidup semati, sahabat di dunia dan sahabat di akhirat. Seringkali ada anggapan bahwa sahabat sejati sanggup mengungkapkan perasaan-perasaan yang terdalam, yang mungkin tidak dapat diungkapkan, kecuali dalam keadaan-keadaan yang sangat sulit, ketika mereka datang untuk menolong.

Dibandingkan dengan hubungan pribadi, persahabatan dianggap lebih dekat daripada sekadar kenalan, meskipun dalam persahabatan atau hubungan antar kenalan terdapat tingkat keintiman yang berbeda-beda

Sunday, March 15, 2009

Puisi dari sahabat : Gerimis

Gerimis sore ini begitu indah
Rintik - rintik kecil terdengar seperti nyanyian alam
Airnya jatuh, diatas bulir pasir yang gersang
Dan menghilang tanpa bekas
Seperti pergi begitu saja tanpa pesan yang tertinggal

Haruskah aku berguru kepada hujan atau, bertanya kepada angin
Agar aku tahu, apa pesan rintik hujan kepada pasir yang gersang

Tanpa terasa, rintik demi rintik hujan pun menghilang
Meninggalkan pudarnya warna pelangi
Berlapis warna warni dengan indahnya
Seakan sembunyikan harapan yang seharusnya tak ada

Doa bagi seorang kawan, yang sedang berjuang mencari hujannya sendiri


Puisi ini katanya khusus diposting buat saya (http://belalangtua.wordpress.com/)

Semoga sedikit mewakili perasaan setahun terakhir ketika membaca sms undangan untuk pamit menikah dari seorang sahabat. Saya bangga dan berdoa semoga kamu bahagia.
Jadi melow ... huh..


Bandung, 15 Maret 2009


Sapu tangan hitam : Menuju titik balik

Ternyata wawancara cpns saat itu bukan awal titik balik saya, padahal sempat yakin 99% atau mungkin terlalu percaya diri padahal saya mungkin kurang berdoa dan atau terlalau banyak maksiat.
Berangkat malam itu yang dingin setelah pulang larut dari kantor seperti biasanya, merasa paling banyak berkorban padahal yang lain berangkat dari pulau lain atau mungkin/bisa saja beberapa hari dijalan di kapal pesawat atau bis. Yang jelas dinginnya puncak saat itu terasa sampai ke sumsum tulang, cuma nostalgia perjalanan sejak setahun terakhir sy melewati puncak membawa saya melupakan rasa, yang ada memori-memori saat itu mulai penuh memutar dikepala. Ditemani sapu tangan hitam setia yang kukalungkan dileher menembus dinginnya pagi itu jam 2 pagi.., tidak terasa sampai di ciawi Bogor . Menuju titik balik dan harapan, saat ini dan kedepan.

Alloh, mohon ampun atas segala khilaf dan kesalahan
Semoga doa saya cepat terkabulkan..
Ibu saat itu saya belum bisa membuat bangga..
Haruskah cpns?


Bandung, 15 Maret 2009

Thursday, March 12, 2009

Berburu Cb ke Negeri "Tarawangsa"

Hujan disiang itu mengantarkanku menuju sebuah desa menemui seorang pemilik cb 100 yg kabarnya akan menjualnya, negeri Tarawangsa. Motor cb 100 thn 76, motor honda buatan jepang dengan kapasitas mesin 100cc, sistem pengapian masih menggunakan plati, tipe motor sport yaitu mempunyai tulang belakang atau tangki, pokoknya bukan bebek. Kenapa harus motor ini ? ya saya rasa karena kemungkinan 20 thn kedepan motor ini mungkin hampir musnah dan kalo harus matchles, ariel, bsa, northon, bmw dll masih kemahalan buat saya. Jadi merasa sedikit bangga ikut melestarikan. Arah tulisan ini semakin ga jelas sama judul ...
Dari ujung desa yang asri dengan sawah hijau terbentang luas sudah sy tanyakan dimana tepatnya rumah sang pemilik cb ini, sy panggil kang cece cb, dengan embel embel cb ini orang lebih mudah menunjukkan krn mungkin nama cece lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pemilik cb 76. kedatangan saya langsung disambut ramah, semoga bukan karena sekeranjang tahu yang saya bawa.. ikhlas ko . Kondisi motornya 50% utuh, dengan tengki sedikit penyok dll nya yang lepas. Obrolannya saat itu lebih banyak mendengarkan kisah sang punya dibandingkan tawar menawar harga. Mulai asal mula cb nya dia dapat sampai hal mistik yang dia rasa dengan memiliki motor cb nya ini. Apa mungkin? cb dia membawa keberuntungan buat dia, yang jelas ketika mau dicoba busi motor ini harus digan ti dulu.. huuhh.
Tawar menawar, harga ga pas .. lepas..

kisah ini nyata tp banyak didramatisir dan hiperbola.
harapannya sedikit memperkenalkan cb dan negeri Tarawangsa yaitu Rancakalong Sumedang pemilik kesenian khas yang namanya Tarawangsa.
Tanah leluhur.

Bandung, 12 Maret 2009