Pages

Sunday, June 28, 2009

Pertemuan dg CB Bandung

Minggu, 27 06 09 sekitar jam 10 malam atau lewat, saya menjumpai CB Bandung di Depan RRI Bandung, Jalan Diponegoro* (klo gak salah). Disambut ramah sama Kang Ifan dkk. Suasana persaudaraan terasa.
Kesan berbeda bertemu cb mania di udara sama di darat, maksudnya bisa liat motor2 nya yang mantap-mantap sambil ngobrol2. Menurut Kang Ifan kumpul2nya di depan RRI sudah 2 tahunan lebih, kegiatan ini selalu diadakan setiap malam minggu meskipun misalnya dalam kondisi hujan. Saya salut..
Kumpul2 komunitas CB selain di depan RRI Bandung ada juga dilakukan tempat lainnya seperti di Cibeunying, Cimahi dll dengan komunitas yg sama atau berbeda, begitu tambah Kang Ifan***.

Salam silaturahmi dari saya
Z6363CC


*dilokasi ini banyak komunitas motor lainnya selain komunitas cb

Wednesday, June 17, 2009

[Honda CB Indonesia] CB orisinil dlm obrolan

Kalau detils banget, bener mending kata kang dewangga langsung datang ke orangnya yang memang di masanya apalagi ada contoh. Soalnya buat sy yang ga tau saat awal cb dilahirkan thn 70 an bisa cuma katanya, atau ga menurut Bapak saya ini atau itu, pokoknya mereka tau lah. Contoh kecil ini nih tutup karet buat baut (warna hitam) buat saya baru sadar (hal sekecil gini) gituh.. lieur kan (pusing).

Contoh lagi, Cb pak guru tetangga yg seingat saya (dr orok) juga orisinilan, sayang waktu itu sy masih kecil dan belum ada minat (belum bisa naek motor). Cuma kalau dia lewat dr suaranya sj sudah hapal sekali (khas). Tetapi bwt sy, sekarang sedikit mengelus dada si cb pak guru ikut perkembangan jaman, tutup mesin sebelah ganti terpaksa krn dirobah ke cdi, cat nya juga padahal ini kan buat yang penggila orisnil mungkin mengurangi selera, tambah lieur kan (pusing).

Saya jadi inget pesan Kang Asep VW waktu dapat sijagur (cb125 ’76), “cet na mendingan asli wae, tong di cet deui” “cat nya biar asli saja, ga usah di cat lagi” mungkin kang Asep alirannya orisinilan makanya pesan spt itu. Dari pesan ini ada juga ternyata kesannya buat saya, ketika motor cb saya bawa, bapak saya masih inget betul tuh motor (motor lama yg akhirnya pulang lagi ke rumah dg ga sengaja), berikut semua tetangga kampung dsb masih inget betul, karena saat itu sijagur Cuma satu2nya dan katanya paling keren di masanya.

Sorry agak panjang, hanya ingin berbagi cerita saja. Siapa tau nanti yang lain ikutan bercerita. Karena di balik cb banyak terdapat kisah yang mungkin nilainnya lebih mahal.

Dari pemula dan yg rasa penasaran

Bandung, 18 Juni 2009

Sunday, June 14, 2009

Dari '76 hingga kini




















Dari tahun 76 hingga kini begini penampakannya.
Tidak hapal secara mendetail bagian mana yang telah diganti, karena saya ditakdirkan dilahirkan bukan pada jaman itu.
Sampai kini cat yang terlihat lusuh kusam masih dibiarkan apa adanya.
Untuk saat ini saya berpikir menghargai nilai klasik salah satunya dari itu, tetapi tidak tau kedepannya.
Dari tahun '76 hingga kini beginilah wujud perawatan dari pemiliknya.

Data pemilik BPKB:
Tangan pertama an. Hidayat, beralamat di Cimalaka - Sumedang dari tahun 1976 s/d 2008
Tangan kedua an. Asep Sutaji, beralamat di Lingk. Margajaya - Sumedang daru tahun 2008 s/d 2009
Tangan ketiga an. Saya


Bandung, 14 Juni 2009

Rasa ingin "Kabita" (Penutup)

Melanjutkan ketika mengikuti khutbah jumat 1 Mei yang tertunda lama dan menggantung di momori kepala.
Terakhir khotib menceritakan tentang contoh sederhana sifat hasud yang mungkin terjadi disekitar kita. Untuk bagian terakhir dari tulisan saya atau ketika itu khotib menutup khutbah dengan khutbah ke dua, khotib menceritakan kisah tauladan dari salah satu sahabat Nabi. Kurang lebih begini. Dikisahkan sahabat yang berniat untuk membeli seekor kuda ke sebuah kota, singkat cerita sahabat bertemu dengan penjual kuda yang berniat menjual kudanya seharga 100 dinar. Karena Sahabat menjaga keberihan hati, kuda bukannya di tawar malah dibeli dengan harga lebih tinggi dari yang ditawarkan pembeli. Hikmahnya supaya supaya penjual kuda tidak merasa keliru menjual atau tertipu sendiri menjual terlalu murah. Sungguh mulia sifat seperti ini.
Akhirnya Khutbah itu ditutup dengan doa selanjutnya dengan Ibadah sholat jumat.

Dari selembar foto: Nostalgia ke tahun '70an (1)



















Foto Ibu saya bersama teman ditemani motor CB

Salah satu inspirasi, kerinduan akan motor lawas dimulai salah satunya ketika saya buka album album foto lawas. Foto hitam putih yang sudah memudar dimakan usia, serangga atau apapun. Karena motor adalah sebagian kecil dari kenangan tersebut selain objek lainnya atau pun kisah yang tidak berwujud yang mungkin lebih berkesan.
Dari selembar foto ibu saya bisa bercerita panjang lebar, baik mengenai waktu, kejadian, moment, kisah, kesan, cinta dan lain sebagainya, pokoknya kalau dituliskan bisa menjadi sebuah buku best seller dan kalau di filmkan bisa menjadi sebuah judul film yang masuk ke jajaran Box Office. (ha ha penulis yang selalu hiperbola). Tetap apapun kita bisa mengambil makna, pelajaran ataupun contoh untuk tindakan kita kedepan (penulis sudah mulai menjadi guru).
Daripada semakin ngawur mendingan saya sedikit ceritakan foto di atas. Sedikit menceritakan sedikit kisah dari ibu saya. Foto di atas di atas diambil pada tahun 1977 tertulis dibelakang foto ini, untuk tanggal dan bulannya tidak tertulis dan ibu agak lupa. Momen ini diambil ketika ibu saya melakukan praktek mengajar bersama salah satu kawannya. Nah yang lebih menarik lagi (buat saya) didepan foto ini ada motor CB100 yang ikut terabadikan, ikut nampang, ga kalah keren. Terlihat pula plat nomor motor CB-nya yang masih simple, ber plat D yang saat itu mencakup kota Bandung, Sumedang, Tasikmalaya, Ciamis atau yang biasa disebut priangan, dan foto dan motor ini berlokasi di Sumedang. Itulah sedikit kisah dari selembar foto yang dapat saya kisahkan.***ISN

*Sedikit kisah ini saya dedikasikan buat ibunda tercinta dan segala moment, dan masa ke emasaanya motor cb di negeri ini.

Bandung, 14 Juni 2009

Sunday, June 7, 2009

Hari hari menghadiri wedding

Seru juga di awal awal bulan ini sudah dua kali menghadiri resepsi pernikahan. Undangan pertama, Sabtu 6 Juni 2009 resepsi pernikahan sahabat kantor di Kota Bandung. Berangkat jam 11 siang ditemani si Vixi, sengaja ga makan biar berburu hidangan..(punten ah nu gaduh hajat bilih rugel). Sedikit reuni kecil dengan temen-temen kantor beda cabang, eh ditanya ko yang berangkat ga bawa pasangan cewe...(pertanyaan klasik) maksudnya nyentug (mendalam/deep). Tapi kan saya bahagia. Dengan iringan musik nostalgia pengiring kebahagiaa kedua mempelai.
Undangan kedua, Minggu 7 Juni 2009 resepsi pernikahan teman masa-masa SMA yang bertempat di Desa Naluk Sumedang. Berangkat jam 10 pagi ditemani sijagur (motor cb125) padahal undangan dimulai jam 11 siang, ini bukan apa-apa tetapi antisipasi siapa tau sijagur sedang ga mood.
Foto Sijagur* sedang parkir

Perjalannya seru, sedikit mengitari Gunung Tampomas jadi bisa sekalian menikmati pemandangan sambil nyemplak di motor, sungguh keagungan yang kuasa. Acara resepsinya juga seru, iringan musik dangdut bisa menggoda pingin bergoyang semua undangan yang hadir, begitu juga wajah kedua mempelai yang bahagia sangat dan sumringah.
Oh.. tidak lupa juga buat temen satu lagi yang akhir bulan kemarin melepas masa lajangnya juga dengan resepsi sedikit suasana melayu. Diakhiri dengan reuni kecil sampai acara resepsi mau tamat.
Akhirnya saya mengucapkan selamat berbahagia buat ketiga temen dan selamat menempuh hidup baru.

* Sijagur adalah motor cb125 thn 76

untuk pernikahannya nita, nina dan sari.

Bandung, 7 Juni 2009

Thursday, June 4, 2009

[thp38_ipb] Ngomongin jurusan

Wah hebat banget sudah kaya ibu prita.. tapi ini judulnya aman ko.. hehe.

Saya saranin email ini di posting ke THP-IPB@yahoogroups.com juga karena disini lebih luas mungkin sarannya bisa didengarkan, saya dukung he he. Tapi ga ikutan dipenjara. Kalo diingat ingat saya juga ternyata pernah mengalami yg mirip ibu prita untung dulu belum ada UU ITE (produk erzim skr) gara-gara kritik perusahaan perikanan di milist alumni ipb, eh perusahaanya langsung nelepon.

Kembali ke tulisan titis, jangan salah juga jurusan kita juga kan ada yg dah jadi dosen angktn 37 itu lho..
Tapi kayanya dijurusan kita kalau mau jadi dosen harus mau jadi kuncen dulu banyak semedi di leb dan ga tau berapa lama jadi dosennya (intinya setuju ga adanya kaderisasi di THP). Yang ada sertifikat asdos.
Mengenai lulusan terbaik diambil sama univ/perush lain mungkin maksud titis ke ashan dan saya. Ha ha ha langsung aja tis. Tapi gpp tis, dari awal saya pribadi ko merasa tersesat di perikanan terus sekarang juga ketika bekerja tapi kan ternyata jatuh cinta juga (sama perikanan n kelautan) biar u/ urusan kerja masih lihat lihat yg bahenol.
Untuk bagian terakhir mengenai nanti kedepannya jur hilang dll. Saya pernah punya cerita yang waktu cpns depkeu, ijasah perikanan ga laku (mesti ada pernyataan dekan). Kan aneh. Dari sini ko saya sepaham sama ide pa rector bp matjik, proses merger begitu biar engga tumpang tindih. Bahasa langsungnya gini : saya jd mempertanyakan mempertahankan jur thp itu mudah mudahan bukan karena ego jurusan (dosen yang kehilangan meja) tetapi demi perikanan. Sudah mulai bisa di tangkep nih iboy he he.

Sudah dulu ah, nanti beneran ditangkep deh kalau sy lanjutin.

From: ties pra

sekedar sharing..
mm..momentnya tepat gak yah, secara skrg lagi fokus ke tea walk??
btw, kmrn malem tis' baru ajah ketemu en ngobrol ma ank itk 39. si itekers ini critanya pengen banget ngabdi di almamater. dan pluang itu terbuka bgt. bahkan didukung ma dosen2 itk. coba ajah liat di itk, byk dosen2 muda yg duluny itkers juga, misal: mba nani itk34 en begin itk35. kabarnya lagi klo di itekers tuh, para dosen dah mule mengkader calon penerusny mule dari tu mhs kul (carany dimasukin ke lab2), riset skripsi, ampe lulus en didukung u/ skolah lagi..yg ujung2ny diharap balik lagi ke itk. sistem ini dah bjalan..bahkan kabrny lagi dah pada ngantri loh...kader2 dosen itk.
dept yg hampir mirip adalah msp. katanya saat ini, sampe angktn 41 dah ngantri u/ dikader dan sdg dikader..bahkan ada msp41 yg serong ke itk, sangking penuhny list kaderisasi.
hasilny, kita akui bersama, klo dept yg mnonjol di fpik ya itk, msp, en bdp (kayaknya). itk-msp diisi o/ dosen2 yg qualified. bbrp kali ketemu dosen itk, mrk kliatan bgt bbobotnya.. dan yg pasti..mereka (mayoritas) adalah dosen2 muda..yg sangat up 2 date dgn perkembangan jaman. terbuka u/ sharing, plus sllu bgairah u/ ssuatu yg baru.. (ini pdapat subjektif tis' loh..)

skrg kita buka pintu dept kita.. apa yg bisa kita temukan dirumah qta tsayang??? pengkaderan...nol besar..dosen2 yg 'senior; kykny gak tllu pduli dgn hal itu. bahkan (yg tis' tangkep) mrka agak alergi sama darah muda. tis' pernah ikut seminar di fpik, presentasi riset. gila bokk....gwe dah kyk sidang skripsi.. mrka nanya2ny tegak bener...mungkin krn tis msh 'kecil' kali yee... tpi di institusi lain,gak kyk gitu deh ...well, ada juga sih dosen yg apreciate, tapi cuma satu-dua...
pdhal potensi kita besar bgt. misal ashan,uci en biotekers,fani en friends, tmn2 yg riset pengolahan, tmn2 di angkatan lain, deelel.. (sori gak disebut smua, en yg dsebut juga sori ya...). sayang ajah klo mnurut gwe, potensi2 besar itu tlepas en justru tersaring di t4 lain.(yah walo klo dliat dari sisi pemerataan pendidikan; patut diacungi jempol si mereka itu...).
terus balik lagi, liat kondisi dept kita sekarang??? stagnan. klo nggak boleh dibilang menurun. dosen yg terkenal krn kepakaranny..cuma satu-dua. you know guys, ahli pengolahan yg kepakaranny diakui di lab gwe kebanyakan org2 ugm. pdhl akar pertanian en perikanan kan ipebe??!!sedih gak sih..
satu-dua org dosen berjaya, yg lainnya...babay...
minat mhs yg masuk ajah mkn sdikit. gmn yak klanjutan dept kita ke depan?? jgn2, 5-10 thn lgi klo legalisir ijasah kita musti ke rektorat. karena deptny dah digusur.hikxhikxhikx...

btw, sekali lagi..ini pendapat pribadi. jgn sampe gwe kena pasal ITE, pencemaran nama baik yg ujung2ny prodeo kyk Bu Prita...
jgn sampe deh...

so, what do you think, guys???