Pages

Friday, May 7, 2010

My Jacket Blue Jeans

Bima Bima, panggil aku itu saja. Orang biasa saja dengan cita cita luar biasa, semoga. Aku berusaha selalu peka. Dan sungguh ingin takutku selalu ada atas peringatan-peringatan Mu.

****
Tiba tiba handphone yang disimpan di saku jaket ku bergetar dan berbunyi, isinya pesan singkat dari dia di sana, Dia, gadis muda usia 20 an, kulitnya putih dan mulus, rambutnya panjang lurus dicat warna coklat kemerahan atau sebaliknya, bibirnya tipis, kalau tersenyum renyah, giginya kalau terlihat rapi berbaris seperti biji jagung. isi pesannya begini "aa hari ini ketemuannya jadi ya, ditunggu, JANGAN TELAT".

Gak salah juga pesannnya diberi kata kapital huruf besar atau penegasan yang memang saat saat itu hampir biasanya pekerjaanku di kantor selalu repot dibuat lebih banyak menghabiskan waktu. Tapi untuk hari ini kubuat secepat mungkin pekerjaanku. Mandi dan langsung berangkat.

Waktu Magrib tak terelakan ditengah perjalanan ke kota nya, kupelankan sedikit laju mesin berharap ada langgar atau mesjid di samping jalan. Akhirnya kutemukan yang tak jauh lagi tiba di kota itu. Mushola kecil milik pom bensin disekitar situ. Kulipat beberapa kali lengan jaketku dan celana jeans kemudian ambil wudhu. Selesai sudah, terus sms, "aa sudah sampai di depan sekarang". Gerbang menuju rumahmu yang sebelumnya aku pernah tersesat.

Tak begitu lama dia datang, berseri seri, manja, pakainnya trend masa kini, gak tau aku apa namanya. Atasannya warna cerah (kuning), bawahan jeans hitam yang pas, ketat, sehingga tampak pinggang yang langsing. Semua tampak serasi bagi dia, sungguh apapun tampak serasi. Kemudian aku lihat aku, hanya memakain jacket blue jeans, sudah beberapa kali dipakai, warna pudarnya pun semakin banyak. " hari ini nonton aja ya a " katanya.

Depan bioskop itu (hall) setelah pesan dua tiket masuk film berjudul " This is it" agak kurang yakin. Film baru yang menceritakan persiapan konser Jacko yang saat itu menjadi top news beberapa media karena sang legenda pop telah menghembuskan napas terakhirnya.

Dia duduk duduk santai santai menunggu pintu teater dibuka dan aku sengaja pamit ke toilet yang sebenarnya hanya ingin meninggalkannya duduk sendiri kemudian kuperhatikan dari jauh. Sedikit berlama lama. Aku coba berpikir, dia sedang memikirkan apa, dia sedang tertarik apa, dia sedang memperhatikan apa, dan dia bosen engga dibiarkan duduk sendiri. Hal yang mungkin sia sia, aku.

" aa cepetan sudah mulai tuh, kenapa berdiri disana terus ga duduk sama ade" panggilnya dan menyadarkanku. Menghampirinya dan kemudian berjalan menuju pintu teater, gelap. Aku.

Cerita film saat itu ternyata tidak membuat dia begitu senang, dia lebih banyak bercerita pelan, aku menyimak lebih banyak dan berpikir, memperhatikannya.

Kini aku lama tidak bertemu, menemuinya dan lebih banyak duduk, atau disibukan rutinitas konstan. Duduk disini, yang kadang berpikir, semoga kamu mendapatkan yang terbaik. Walau sungguh feeling Blue. Mohon maaf ya De.


Bandung, 8 Mei 2010

No comments:

Post a Comment