Pages

Friday, April 17, 2009

Si Jagur CB 125 ku

Perjalanan panjang mencari sang dambaan akhirnya terobati, pesan di inbox milist ccc from kang agus kj hari itu 27 Maret 09 mengabarkan “kang diantos telepona ku kang asep” (kang ditunggu teleponnya sama kang asep) wah dari nada nadanya ada kabar menggembirakan jigana yeuh (kayanya). Tanpa ditunda lagi setelah beres office hour, dan sampai rumah . . langsung kang asep dikontak.. sms nya gini “…. kang asep kata kang agus kj skr motor teh (tuh) ada yang baru?..” jawabnya gini kurang lebih“..muhun (iya), dilihat aja ke sini..”, kemudian ditambah komunikasi tanya2 lokasi persis, langsung cabut. Dengan ditemani big brother sama 2 little brothers dan charage 81, langsung tancep gas.. wus wush.. bunyi si kuya batok digas (julukan charage 81), kaya legend of cowboy, tapi koboy kampung. Walau badan sedikit meriang dan perut mules ga dirasa, hari itu.

Pandangan pertama awal aku berjumpa… sedikit meniru syair lagunya A Rafiq, saat itu kepada cb 125 tahun 76 aku langsung jatuh hati.. ha ha ha jiga (kaya) sinetron, meskipun pada mulanya saya memburu cb 100 tetapi cb 125 s original salah satu karya Honda tahun 1976 dengan body mulus utuh sesuai usianya bisa membuat berpaling. Perbedaan secara visual cb 100 dg 125 s diantaranya yaitu terletak pada tanki, cb 100 memiliki tangki lebih mungil dan ramping dengan emblem bertuliskan Honda dan lambang khas sayap Honda sedangkan cb 125 hanya emblem tulisan Honda dan sedikit lebih besar. Shock depan cb 100 ditutup dengan selongsong dr besi sedangkan 125 dari karet, cb 100 hanya memiliki speedometer (1) sedangkan cb 125 memiliki speedometer dan pengukur rpm /odometer kalo ga salah istilahnya (2). Kalau secara teknis, cc nya jelas beda cb 100 ya 100 cc dan cb 125 ya 125 cc, hal lainnya serahkan kepada engineer yang menciptakan hasil karya ini.. alesan kurang referensi. Tawar menawar harga saat itu ditemani gerimis hujan belum mencapai kata mufakat. Tetapi di hati dan pikiran tetap terbayang si merah yg warnanya sudah memudar ini. Saat pulang hujan deras dan si kuya batok thn 81 terus digas menembus air,siurrr… seet tiris (dingin).

Berhubung tuntutan tugas atau kuli hari senin, memori si merah kubawa ke Bandung, mulai ga konsen kerja karena rindu semakin menggebu ha ha sinetron deui bagian 2 yeuh.. singkat kata, dengan sedikit komunikasi via handphone jual beli mufakat dan si merah jadi pindah tangan lewat my father (father like son atau kebalik ya) pokok nya sama sama koboy lah... berbeda dengan pandangan pertama sy, si bapa/ my father langsung kenal sama si merah, cek & ricek, jejak kasus, kabar terkini, hingga telusur nih si merah ternyata motor paman bp atau my grandfather alm .. wa wa wah sekarang nambah lagi koboy, pensiunan kodim tilu nol hiji (kodim 301), yg lebaran terakhir sy sempat bertemu. Katanya dr dulu si merah setia mengantar kakek ke kantor dan ke pasar ngangkut parab lauk (pakan ikan)… itu sedikit kenangan si merah dr bpk sy.

Si merah di rumah saya coba starter (kick starter), slah slah..beberapa kali dengan mengumpulkan tenaga dikaki awalnya carbu tua netes basah ke busi slah slah slah jadi susah hidup, slah slah lagi si merah dr knalpotnya keluar bunyi… BLEDAAGG seperti bunyi meriam sijagur yg lama sunyi kembali meledak sambil mengeluarkan asap hitam, sampai sampai si bibi yg biasa nyuci ngabret reuwaseun “kaget”. Dan akhirnya sejak saat itu cb 125 ku kupanggil sijagur.


Bandung, 16 April 2009

Bima-bima

7 comments: