Pages

Tuesday, January 6, 2009

Rumput Laut

Rumput laut (seaweed) secara biologi termasuk salah satu anggota alga yang merupakan tumbuhan berklorofil. Rumput laut terdiri dari satu sel (uniselluler) atau banyak sel (multiselluler), berbentuk koloni, hidupnya bersifat bentik di daerah perairan yang dangkal, berpasir, berlumpur atau berpasir dan berlumpur, daerah pasut, jernih dan biasanya menempel pada karang mati, potongan kerang dan substrat yang keras lainnya, baik terbentuk secara alamiah atau buatan (artificial) (Setiadi dan Utari 2000).
Alga mempunyai bentuk bermacam-macam, seperti benang atau tumbuhan tinggi. Ciri utamanya adalah tidak mempunyai alat berupa akar, batang, dan daun yang dinding selnya dilapisi lendir. Keseluruhan dari tanaman ini merupakan batang yang dikenal sebagai thallus. Percabangan thallus ada yang dichotomus (dua-dua terus menerus), pinnate (dua-dua berlawanan sepanjang thallus utama), fertilicillate (berpusat melingkari aksis atau batang utama) dan ada juga yang sederhana tidak bercabang. Alga bersifat autotrof, yaitu dapat hidup sendiri tanpa tergantung makhluk lain. Proses pertumbuhan rumput laut sangat bergantung pada sinar matahari untuk melakukan proses fotosintesis (Setiadi dan Utari 2000).
Pengklasifikasian alga berdasarkan pigmentasinya, selain mempunyai klorofil, alga juga mengandung zat warna (merah, coklat, hijau dan biru hijau). Rumput laut merupakan makroalga multiseluler dan dalam taksonomi diklasifikasikan ke dalam divisio Thalophyta. Divisio ini mempunyai empat kelas besar, yaitu Rhodophyceae (alga merah), Phaeophyceae (alga coklat), Chlorophyceae (alga hijau) dan Cyanophyceae (alga biru-hijau). Rumput laut banyak dikembangkan karena menghasilkan agar-agar, algin, dan karaginan (Winarno 1996).
Pigmen utama yang menentukan warna pada rumput laut adalah klorofil, karoten, phycoerithrin dan phycocyanin disamping pigmen-pigmen lainnya. Phycoerithrin dan phycocyanin hanya didapati pada Rhodophyceae dan Chianophyceae (Kumar dan Singh 1979). Jenis pigmen yang terkandung dalam rumput laut dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan pigmen utama rumput laut
Kelas rumput laut Klorofil Karoten Phycoerithrin Phycocyanin
Rumput laut hijau a dan b β - -
Rumput laut coklat a dan c - - -
Rumput laut merah a β + +
Rumput laut biru a β + +
Sumber: Kumar dan Singh (1979)

Keanekaragaman jenis rumput laut di perairan Indonesia cukup tinggi, di perairan Indonesia – Malaysia dilaporkan terdapat 624 jenis alga, yang termasuk dalam 489 marga diantaranya 186 jenis termasuk alga merah. Namun sampai saat ini baru dikenal lima jenis yang bernilai ekspor tinggi, yaitu Gelidium, Gelidiella, Hypnea, Eucheuma, dan Gracilaria. Dua jenis diantaranya sudah dibudidayakan dan berkembang di masyarakat, yaitu Eucheuma dan Gracilaria. Jenis-jenis rumput laut secara ekonomi menjadi penting karena mengandung senyawa polisakarida. Rumput laut penghasil karaginan (karaginofit) dan penghasil agar (agarofit) termasuk kelas alga merah (Rhodophyceae) dan penghasil alginat (alginofit) dari kelas alga coklat (Phaeophyceae) (Angka dan Suhartono 2000).
Secara umum rumput laut yang tersebar luas di perairan Indonesia sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir untuk makanan dan obat tradisional (Setiadi dan Utari 2000).

No comments:

Post a Comment