Pages

Tuesday, August 11, 2009

Kuantar Kamu ke Gerbang

Perkenalan itu serasa serba kebetulan, memang banyak hal terjadi sebetulnya serasa serba kebetulan, padahal semua itu telah ditentukan. Justru dari hal yang serba kebetulan dan misteri saya berharap banyak hal, angan angan dan lain lain, semua jadi serba penasaran dan banyak harapan.
Ada kesan pertama yang mungkin akan saya ingat terus, apa kamu juga sama? tapi saya gak yakin, karena kesan kita bisa berbeda dengan yang lain, ya klo sama jodoh mungkin.. Ingat kejadian ketika tingkat satu bangku kuliah, karena cita-cita besar saat itu walau sebenernya kurang suka saya paksakan selalu duduk dibangku depan saat kuliah. Saya sebernya lebih suka kalo dosen cerita bla bla bli bli, daripada nerangin teori x.. y.. z atau 12 65 146 147 125, .. Seingat saya waktu itu matakuliah yang banyak cerita ketimbang teori pengantar bhs indonesia, gak tau kenapa kok dosen punya ide mengajar semacam kuis. Kuisnya lempar lemparan bikin kalimat atau apa ..
agak tradisi mungkin pas awal2 saja dikampus saya kalau duduk bergerombol sesama teman dekatnya, atau perempuan dan laki2 terpisang di deretan bangku berbeda. Ruangannya sedikit mirip tempat nonton di bioskop, kode kelasnya pake D sekian atau C sekian seingatku.
Lanjut ke kisah tadi, bu dosen melempar kata ke seorang perempuan di seberang, agak riuh, sepertinya perempuan itu buah bibir diantara teman2 pria, dari awal mungkin sudah ada yg naksir dia, atau dia termasuk yang lebih, atau berbeda. Kok jadi penasaran, namanya saja saat itu saya gak tau. Kemudia dia menjawab lemparan pertanyaan itu dengan benar, keliatannya cerdas kalo lihat kacamatanya. Setelah itu giliran dia melepar bagian ke teman lainnya, riuh suasana semakin terasa, teman pria mulai menyebut nama A, B C untuk dipilihnya, dan tiba-tiba dia menunjuk kesaya, terasa kaget, senang dan bertanya kok dia bisa tau saya. Wah terlalu ge er rasanya. Dari situ pertama mulai penasaran atau pingin cari tau, kok bisa sampai dia menarik banyak simpati. Mungkin dari situlah awal perkenalan saya yang mungkin serba juga kebetulan dan tanpa rencana.
Rasa penasaran semakin banyak ketika ternyata sahabat kos ketika itu titip pesan salam. Pesan biasa awalnya tetapi kenapa semakin lama dan akhirnya saya mengenalnya kok ada yang berbeda. Kedekatan semakin terasa dan saya tidak sungkan bercerita apa pun, perasaan terasa ada yang berbeda tetapi logika ku berkata tidak, kamu sahabatku dan aku sepertinya tau banyak tentang cita cita dan harapan kamu, mungkin.
Logika itu saya pertahankan sampai akhirnya menjelang beres kuliah, walau sebenernya seperti teori di awal tadi banyak harapan, angan-angan dll, saya menikmati misteri nya. Kabar itu terasa tiba tiba, lewat pesan singkat dia bercerita ttg pria yang sudah lama menyukainya dan sering ditolak akhirnya diterimanya, alasan dan lain-lainnya pun diungkapkannya saat bertemu langsung. Sungguh penghargaan yang luar biasa buat pria itu dan saya sebagai sahabatnya cuma bisa ngasih sara bla bla bli bli, mungkin ga jelas tp sebenernya dia cuma butuh teman bicara saja.
Kabar kedua juga lebih terasa tiba tiba, tetapi terlalu hiperbola kalau saya mengatakan serasa disambar petir.. saat dia pamit menikah dengannya. Rasa kehilangan sahabat sangat saya rasakan tebal. Saya sangat menghargai itu, karena akhir misteri ternyata seperti logika saya. Saya bangga karena dia menghargai keseriusan dan menjaga fitnah.
Akhirnya judul tulisan ini saya tulis juga, "kuantar kamu ke gerbang" saya doakan kmu bahagia dan sehat selalu.

Tulisan ini saya tulis bukan untuk menyindir siapapun atau mengungkapkan perasaan saya saat ini. Tulisan ini semoga menjadi penyemangat kamu di sana (orang yg baru ku kenal atau akan), dan "kutunggu kamu di gerbang", untuk misteri yang berbeda, cita-cita dan harapan. La Tahzan,, jangan bersedih..***

Bandung, 13 Aug 2009

No comments:

Post a Comment