Pages

Wednesday, February 18, 2009

Pedagang tahu sumedang belum beralih ke gas

Foto. Tahu Sumedang dalam Keranjang (Sumber. Wikipedia)

Diberlakukannya konversi penggunaan minyak tanah ke gas yang berakibat mahal dan langkanya minyak tanah tidak membuat penjual tahu sumedang menghentikan produksinya, meskipun mereka mengakui beban produksi menjadi lebih tinggi dan keuntungan berkurang. Harga minyak tanah di pasaran kini bisa mencapai kisaran rp 8.500/liter berakibat penjual tahu sumedang menaikan harga jual tahunya ".. nya kumaha deui mun teu kitu rugi"(ya gimana lagi kalo ga begitu rugi) kata seorang penjual tahu sumedang di pinggir jalan raya Cimalaka. Kini rata-rata tahu sumedang ukuran sedang dijual antara rp 300 sd rp 600.
Meskipun harga minyak tanah tinggi penjual tahu sumedang sampai saat ini belum mengganti/beralih ke penggunaan gas. Menurut salah satu penjual sampai saat ini dia belum mengganti ke gas karena meskipun langka minyak tanah masih bisa didapatkan, selain itu sudah sejak lama dan menjadi kebiasaan dalam penggunaan minyak tanah dan kompornya, kemudian belum bisa membandingkan keuntungan atau kerugian secara ekonomi penggunaan gas dengan minyak tanah. Bahkan mereka merasa nanti kalo beralih ke gas hasil tahu gorengnya belum tentu sama. "...Nya lamun geus eweuh eweuh teuing minyak tanah mah ke oge kapaksa pindah kanu gas" (ya kalau nanti sudah tdk ada minyak tanah terpaksa pindah ke gas), pungkasnya.

Bima-bima
Bandung, 18 Februari 2009

No comments:

Post a Comment