Pages

Wednesday, May 13, 2009

Bumiputera Berubah Nama dan Tunjuk Presdir Baru

Kamis, 16/04/2009 11:31 WIB
Bumiputera Berubah Nama dan Tunjuk Presdir Baru
Angga Aliya ZRF - detikFinanc


Jakarta
- RUPS Tahunan Bank Bumiputera menyetujui perombakkan direksi dan komisaris serta perubahan nama perusahaan. Kini Bumiputera berganti nama menjadi PT Bank ICB Bumiputera Tbk dan memiliki Presiden Direktur baru yaitu Sridhar Natarajan yang menggantikan Palaniappan Murugappa Chettiar.

Selain Presiden Direktur, RUPST juga menyetujui Dian A Soerarso sebagai Wakil Presiden Direktur dan Yosef AB Badilangoe sebagai Direktur Kepatuhan. Selain itu Tan Khen Lian, Tay Un Soo, dan Jap Hartono masing-masing juga diangkat sebagai Direktur Perseroan.

Di jajaran komisaris, RUPST mengangkat Prem Kumar Shambunath Kirparam sebagai anggota komisaris yang baru. Tak hanya itu, Ria Budiweni Sumiati Pardede dan Bambang Setijoprodjo juga diangkat sebagai komisaris independen yang baru menggantikan Lim Teong Liat dan Deddy Nurjamari yang mengundurkan diri.

Kinerja 2008

Jumlah penyaluran kredit PT Bank Bumiputera Tbk sepanjang tahun 2008 meningkat 7,6 persen menjadi Rp 4,77 triliun miliar. Angka tersebut merupakan 76 persen dari total aktiva per 31 Desember 2008.

Demikian hal itu dikemukakan oleh Presiden Direktur Bumiputera Palaniappan Murugappa Chettiar di sela Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan di Wisma BCA, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (16/4/2009).

"Pertumbuhan Kredit terbesar pada tahun 2008 disumbangkan oleh kredit komersial dengan tingkat pertumbuhan 26 persen, diikuti oleh kredit UMKM yang tumbuh sebesar 17 persen," ujarnya.

Porsi kredit komersial dan UMKM dari total kredit meningkat dari 37 persen menjadi 42 persen, sementara porsi kredit konsumsi dari total kredit mengalami penurunan dari 63 persen menjadi 58 persen.

Pertumbuhan yang tinggi juga dibukukan pada Kredit Pemilikan Rumah yang meningkat sebesar 20 persen. Kartu kredit juga mencapai pertumbuhan selama tahun 2008 sebesar 10 persen.

Kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang menurun terlihat dari net NPL yang tercatat sebesar 4,25 persen atau turun dari rasio tahun sebelumnya yang sebesar 4,56 persen.

Simpanan nasabah tumbuh sebesar 0,5 persen di tahun 2008 menjadi Rp 5,28 triliun dibandingkan tahun 2007 yangsebesar Rp 5,25 triliun.

Rasio dana murah menurun menjadi 22 persen dibandingkan dengan 27 persen tahun sebelumnya.

Pada akhir tahun 2008, perseroan mencatat rasio NIM yang Lebih rendah, yaitu 5,2 persen, dibandingkan rasio di tahun 2007 yang sebesar 7 persen.

Hal ini disebabkan oleh penurunan pendapatan bunga bersih sebesar 17,1 persen menjadi Rp 297,9 miliar, karena penyesuaian pada suku bunga simpanan lebih cepat daripada penyesuaian pada suku bunga kredit.

Laba sebelum pajak (PBT) tercatat sebesar Rp 5,9 miliar dibandingkan dengan Rp 32,8 miliar pada tahun sebelumnya.

"Dalam rangka transformasi usaha untuk menjadi bank konsumer, salah satu strategi yang dilaksanakan Bank Bumiputera adalah dengan meningkatkan pertumbuhan pada pinjaman perumahan (KPR)," imbuhnya.

Pada tahun 2008, pinjaman KPR mengalami peningkatan 20,4 persen dari Rp 669 miLiar pada tahun 2007 menjadi Rp 805,6 miliar. Peningkatan ini salah satunya didukung oleh keunggulan produk KPR Bumiputera yang menawarkan pinjaman kepemilikan rumah dengan DP 0 persen dan proses administrasi persetujuan kredit yang cepat.

Hal ini merupakan bagian dari komitmen pelayanan perseroan kepada nasabahnya.

Perseroan juga mengembangkan produk KTA Profesional yang diluncurkan pada bulan Juli 2008. KTA profesionla merupakan produk kredit tanpa agunan yang khusus diperuntukkan untuk kalangan profesional umum.

Target utama produk ini adalah debitur dengan profesi khusus seperti dokter, notaris, akuntan publik yang memiliki jaminan kemampuan pengembalian pinjaman.

Inovasi lain dalam bidang implant banking pada tahun 2008 adalah peluncuran produk KTA Pensiun yang menyasar kalangan pensiunan dengan nilai pembiayaan hingga Rp 100 juta untuk masing-masing debitur.
(ang/lih)

No comments:

Post a Comment